Kira-kira pukul 06.30 pagi tadi, setiba di kantor, langsung buka koran Jawa Pos yang masih fresh from the oven (emang kue...), langsung ke Metropolis... ufh, ternyata ada berita yang cukup menyita perhatian juga. Menurut koran tersebut dalam Bulan Juli 2009 ada 2 anggota Polantas Polwiltabes Surabaya yang meninggal dunia karena sakit akibat kadar kabon dalam tubuhnya melebihi ambang batas yang diperkenankan.
Menurut analisa koran tersebut hal ini dikarenakan kualitas udara di Surabaya yang buruk akibat pencemaran udara dari residu kendaraan bermotor, terutama di perempatan lampu merah dimana banyak kendaraan berhenti pada saat bersamaan; yang biasanya merupakan tempat para Polantas bertugas. Hal ini dapat diperparah jika para Polantas yang bertugas dalam keadaan kurang fit atau memang mempunyai riwayat penyakit bawaan yang dapat diperparah karena terpapar udara yang berkualitas buruk dalam jangka waktu yang lama.
Terus terang saja, selama ini citra polisi terutama Polantas dalam benak saya dan mungkin banyak orang Indonesia lainnya agak kurang baik; yah, mungkin ini akibat perbuatan beberapa oknum Polantas yang 'nakal'. Tetapi setelah membaca berita ini saya sempat tertegun; sungguh saya angkat topi bagi Bapak-Bapak Polantas ini. Menurut sejawat kedua Polantas ini, beliau berdua adalah sosok Polantas yang berdedikasi dan bersemangat kerja tinggi sehingga jarang sekali absen dari tugas yang diamanatkan kepadanya. Yah, semoga Allah SWT berkenan menerima amal ibadah beliau berdua dan memberikan tempat yang layak di sisiNya. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan iman, Amin...
Apakah mungkin kondisi udara di jalan raya Surabaya dan kota-kota besar lainnya dapat menjadi lebih aman bagi para petugas Polantas dan petugas lainnya serta para pekerja yang bekerja di jalan raya? Padahal secara kasat mata kita dapat melihat bahwa kondisi jalan raya Surabaya khususnya beberapa tahun terakhir ini sudah menjadi lebih hijau dan indah dengan adanya taman-taman yang dibangun di sepanjang sisi jalan raya serta area pembatas jalan. Mungkin karena kendaraan bermotor dari tahun ke tahun jumlahnya semakin banyak sehingga residu yang dihasilkan tidak dapat diserap oleh tanaman-tanaman itu, dan mengakibatkan kandungan gas dan zat berbahaya seperti misalnya karbon monooksida (CO), CO2, Timbal (Pb), mercuri, dan lain-lain, di dalam udara kota Surabaya sangat tdak bersahabat bagi kesehatan.
Mungkin dapat diusahakan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat menghasilkan residu minimal; atau rekayasa mesin kendaraan bermotor sehingga menghasilkan residu minimal; atau yang lebih hebat lagi jika ada bahan bakar atau mesin kendaraan bermotor yang menghasilkan residu yang tidak berbahaya bagi manusia.... mungkinkah??? Yah, jika hal tersebut dapat terlaksana maka jalan raya bukan lagi sebagai killing field (ladang pembantaian), menurut istilah Jawa Pos, yang sewaktu-waktu dapat merenggut nyawa para petugas atau pekerja di jalan raya.
Satu lagi yang mungkin dapat saya titipkan, ada baiknya jika para petugas dan pekerja yang bekerja di jalan raya, yang beresiko tinggi ini, dapat secara berkala diberikan pemeriksaan kesehatan komprehensif sebagai upaya preventif dari kejadian yang tidak diinginkan seperti menimpa kedua Polantas di atas. Selain itu merekapun selayaknyalah dibekali dengan peralatan kerja yang memadai sehingga meminimalisir resiko terpapar udara yang tercemar. Sungguh sangat disayangkan jika negara kehilangan petugas yang berdedikasi tinggi seperti kedua Bapak Polantas ini! Semoga para pejabat yang berwenang dapat lebih memperhatikan faktor keselamatan yang terkait dengan isu kelayakan lingkungan dan kesehatan kerja bagi para petugas dan pekerja di jalan raya.
Menurut analisa koran tersebut hal ini dikarenakan kualitas udara di Surabaya yang buruk akibat pencemaran udara dari residu kendaraan bermotor, terutama di perempatan lampu merah dimana banyak kendaraan berhenti pada saat bersamaan; yang biasanya merupakan tempat para Polantas bertugas. Hal ini dapat diperparah jika para Polantas yang bertugas dalam keadaan kurang fit atau memang mempunyai riwayat penyakit bawaan yang dapat diperparah karena terpapar udara yang berkualitas buruk dalam jangka waktu yang lama.
Terus terang saja, selama ini citra polisi terutama Polantas dalam benak saya dan mungkin banyak orang Indonesia lainnya agak kurang baik; yah, mungkin ini akibat perbuatan beberapa oknum Polantas yang 'nakal'. Tetapi setelah membaca berita ini saya sempat tertegun; sungguh saya angkat topi bagi Bapak-Bapak Polantas ini. Menurut sejawat kedua Polantas ini, beliau berdua adalah sosok Polantas yang berdedikasi dan bersemangat kerja tinggi sehingga jarang sekali absen dari tugas yang diamanatkan kepadanya. Yah, semoga Allah SWT berkenan menerima amal ibadah beliau berdua dan memberikan tempat yang layak di sisiNya. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan iman, Amin...
Apakah mungkin kondisi udara di jalan raya Surabaya dan kota-kota besar lainnya dapat menjadi lebih aman bagi para petugas Polantas dan petugas lainnya serta para pekerja yang bekerja di jalan raya? Padahal secara kasat mata kita dapat melihat bahwa kondisi jalan raya Surabaya khususnya beberapa tahun terakhir ini sudah menjadi lebih hijau dan indah dengan adanya taman-taman yang dibangun di sepanjang sisi jalan raya serta area pembatas jalan. Mungkin karena kendaraan bermotor dari tahun ke tahun jumlahnya semakin banyak sehingga residu yang dihasilkan tidak dapat diserap oleh tanaman-tanaman itu, dan mengakibatkan kandungan gas dan zat berbahaya seperti misalnya karbon monooksida (CO), CO2, Timbal (Pb), mercuri, dan lain-lain, di dalam udara kota Surabaya sangat tdak bersahabat bagi kesehatan.
Mungkin dapat diusahakan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat menghasilkan residu minimal; atau rekayasa mesin kendaraan bermotor sehingga menghasilkan residu minimal; atau yang lebih hebat lagi jika ada bahan bakar atau mesin kendaraan bermotor yang menghasilkan residu yang tidak berbahaya bagi manusia.... mungkinkah??? Yah, jika hal tersebut dapat terlaksana maka jalan raya bukan lagi sebagai killing field (ladang pembantaian), menurut istilah Jawa Pos, yang sewaktu-waktu dapat merenggut nyawa para petugas atau pekerja di jalan raya.
Satu lagi yang mungkin dapat saya titipkan, ada baiknya jika para petugas dan pekerja yang bekerja di jalan raya, yang beresiko tinggi ini, dapat secara berkala diberikan pemeriksaan kesehatan komprehensif sebagai upaya preventif dari kejadian yang tidak diinginkan seperti menimpa kedua Polantas di atas. Selain itu merekapun selayaknyalah dibekali dengan peralatan kerja yang memadai sehingga meminimalisir resiko terpapar udara yang tercemar. Sungguh sangat disayangkan jika negara kehilangan petugas yang berdedikasi tinggi seperti kedua Bapak Polantas ini! Semoga para pejabat yang berwenang dapat lebih memperhatikan faktor keselamatan yang terkait dengan isu kelayakan lingkungan dan kesehatan kerja bagi para petugas dan pekerja di jalan raya.
8 Comments:
Semoga bapak polantas yang berdedikasi tinggi tersebut mendapat tempat yang layak disisi-Nya.
Aku punya perasaan pemerintah negeri ini kok belum serius menyuport pengembangan bahan-bahan yang ramah lingkungan ... biodiesel dari minyak jarak, chitosan dari kulit udang, dan sebagainya pernah ramai dibicarakan, tetapi hilang lagi begitu saja.
Kota-kota di Sumatra malah sering sekali ditutupi asap..
Sungguh memprihatinkan kualitas udara di kota besar saat ini. Jakarta dan Surabaya udaranya sungguh tidak sehat bila aktivitas keseharian sudah dimulai.
Polusi akibat pembuangan gas bakar kendaraan bermotor salah satunya pemicu terjadinya kanker paru-paru. Belum polusi dari cerobong asap pabrik menambah kualitas udara bersih semakin langka.
Mari kita sedikit rehat keluar kota untuk menghirup udara bersih yang masih gratis di hari kemerdekaan ini. Sekali lagi merdeka untuk mendapatkan udara bersih di negeri sendiri.
setuju.. mereka mendapatkan perhatian yang layak
semoga diberi yang terbaik
Memang di perempatan2 itu polusinya tinggi banget. Aku yg hanya beberapa menit aja rasanya sesak napas. Gimana dgn pak Polantas yg berjam-jam ya? Setuju, harusnya ada pemeriksaan kesehatan dan upaya pencegahan yg dipikirkan utk kesejahteraan mereka.
Apa kabar? Aku dah lama ga mampir.
Terima Kasih sudah posting artikel yang bermanfaat. Semoga Sukses dan Silahkan Klik Tautan Dibawah Ini
MaduHabbatussaudaJual Minyak HabbatussaudaMinyak ZaitunProduk HabbatsProduk HerbalObat HerbalHabbatussauda Dosis TinggiHabbats.co.idHabbatsAozora Shop Onlinetoko onlineJual Baju AnakJual Baju BayiJual Baju DewasaJual Sepatu BayiJual Sepatu anak AnakJual Sepatu DewasaJual Perlengkapan BayiJual Perlengkapan Anak AnakJual Perlengkapan DewasaTupperwareTupperware MurahTupperware UpdateTupperware Bandung juaraJual TupperwareKatalog TupperwareJual Online TupperwareTupperware ResepTupperware katalog baruRaja Tupperware BandungCollection TupperwareMadu Anak SuperMadu Anak CerdasJual Madu Anak SuperPusat Jual Madu Anak SuperJual Madu SuperMadu Anak SuperJual Madu AnakToko Madu AnakAgen Madu Anak SuperDistributor Madu Anak Super
Post a Comment