KAMPANYE OH KAMPANYE

Hmm, pemilu lagi... kampanye lagi... rame lagi... macet lagi... dan ssttt... (kadang-kadang) rusuh lagi!!!

Waktu kecil sih seneng-seneng aja liat kampanye... kebetulan ibuku tercinta dulu adalah jurkam parpol eh, golongan yang berkuasa waktu Orba; jadi aku dengan bangga akan ngomong ke teman-temanku di madrasah agama yang masuknya siang (pagi aku sekolah di SD); kebetulan madrasahku itu dekat alun-alun yang biasa dipakai kampanye.
"Itu ibuku lho....", kataku.

Tapi waktu agak besar aku jadi kesal karena mulai ngerti juga; aku sering ditinggal kesana kemari; tapi dalam daftar caleg koq nama ibu ga masuk ya... malah nama ibu-ibu temanku yang kebetulan bapaknya punya jabatan masuk semua jadi caleg; sungguh tidak adil...

Semakin dewasa aku semakin tidak nyaman dengan kampanye, banyak orang berkumpul, terus ada konvoi... beberapa tahun silam waktu pulang berlibur dari kotaku menuju tempat kuliahku di Semarang bus yang kutumpangi berpapasan dengan rombongan konvoi sebuah parpol tepat di bawah sebuah spanduk gede bertuliskan "Selamat datang di kandang .......". Rombongan itu berteriak-teriak sambil menggedor badan bus. Maka terpaksalah kami penumpang bus mengacungkan tangan ala Slanker; jempol, telunjuk, dan kelingking diacungkan, terus jari tengah dan jari manis ditekuk. PEACE MAN...!!!

Di Makassar lebih seru lagi, kalau musim kampanye mobil-mobil plat merah segera berganti menjadi plat hitam (walopun aspal; tapi dimaklumi koq), takut kepergok rombongan konvoi terus dibakar. Kami para PNS selama musim kampanye selalu bawa baju ganti; kalo berpapasan dengan rombongan konvoi bisa gawat... bisa dilucuti atau dipukul... hi... serem...

Waktu hamil anak pertama aku masih di Makassar dan kebetulan lagi musim kampanye. Siang itu entah kenapa aku pengin banget makan 'sesuatu' (apa ya... lupa!) yang kebetulan dijual di warung kira-kira seratus meteran dari kantor. Waktu mau balik ke kantor tiba-tiba saja muncul rombongan konvoi sebuah parpol. Aku takut banget apalagi di kejauhan ada beberapa bapak berseragam PNS dipukul oleh peserta konvoi bersepeda motor dengan tongkat yang dibawanya. "Ya Allah, tolonglah aku", do'aku berulang-ulang. Alhamdullah, mungkin karena perempuan dan sedang hamil, aku luput dari pemukulan. Namun tetap saja pengalaman tersebut membuat aku alergi dan sedikit parno dengan kampanye, terutama kampanye dengan konvoi kendaraan bermotor.

Semoga kampanye pemilu kali ini yang tinggal beberapa hari lagi akan terlewati dengan tertib, aman, dan damai, Amin... Kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu pemimpin partai politik semoga dapat memberi contoh dan arahan kepada anak buahnya untuk berkampanye dengan tertib agar tidak membuat masyarakat resah... Bagaimanapun damai itu lebih indah...